Menurut kamus umum Bahasa
Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada)
atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih
mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara
keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa,sedangkan kasih
lebih keluarnya ; dengan kata lain bersumberdari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan
yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam
kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang
erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Dalam bukunya seni
mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi , bukan
menerima. Dan memri merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang
paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur data tertentu , yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Dengan keempat unsur tersebut cinta
dapat dibina dengan baik.
Pengertian tentang cinta
juga dikemukakan oleh Dr.Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta itu
memiliki tiga unsur yaitu keterikatan,
keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia.
Unsur ng kedua adalah keintiman,
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan antara anda
dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa kangen kalua jauh atau lama tidak bertemu, adanya
ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang atau seterusnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut yang
menunjukkan segitiga cinta.
Selanjutya Dr. Sarlito W.
Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Cinta
seperti itu dinamakan cinta yang
pincang, karena garis-garis unsur cintanya tidak membuat segitiga sama sisi.
Seperti pada gambar berikut.
Lebih berat lagi bila
salah satu unsur cinta itu tidak ada, sehingga tidak terbentuk segitiga, cinta
yang demikian itu tidak sempurna, dan dapat disebutkan bukan cinta.
Selain pengertian yang
dikemukakan oleh Sarlito, lain halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh
Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan
jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk memcintai kekasihnya
dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
Didalam kitab suci
Al-Qur’an ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi didalam jiwa manusia.
Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah, dan rendah.
Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surah
At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
Cinta tingkat tertinggi
adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,anak,saudara,istri/suami dan
kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluarga,kerabat, harta dan tempat tinggal.
Hakekat cinta menengah adaalah suatu energi yang
datang dari perasaan hati dan jiwa. Beranat dari perasaan lembut yang
ditanamkan oleh Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk
perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah
ini akan ditimbulkan hasilnya. Bentuknya ada beraneka ragam misalnya :
Ada yang berpendapat bahwa
etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi
dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan
ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian
dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar
kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta
kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia,
cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan
anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya
dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan
potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu
yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu
yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia
juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara
bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya
sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan
berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan
keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi
dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Cinta
kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup
dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh
tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun
hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada
orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.
Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada
dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa
kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta
kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu
Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak
berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari
gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan
zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala
larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara
cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian
akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Al-Qur’an juga menyeru
kepada orang-orang yang beriman agan saling cinta-mencintai seperti cinta
mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung
pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri
sendiri.
Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dorongan seksual melakukan
suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat
dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan
bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal
mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi
maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan
sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut.
Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cam yang sah,
yaitu dengan perkawinan.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang
paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan
kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja,
tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan
tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
Cinta yang ikhlas seorang
manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab
dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi
dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan
kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang
diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke
dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagal sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman
dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita
dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di
seluruh penjuru dunia. dan membawa kemanusiaan dan kekelaman kesesatan menuju
cahaya petunjuk.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang.
Dalam kehidupan berumah
tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan
perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi
bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan
kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar
atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang
hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah
tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih
sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang
telah dewasa, melainkan
bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan
ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan
ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal
ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas
dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis,
keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi
kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
Kemesraan berasal dari kata
dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan
yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya
merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam
bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda
jatuh cinta pada seorang
gadis secara serius, ia terlempar ke luar dan cinta diri. Ia mulai hidup untuk
orang lain.”
Yose Ortage Y Gasset dalarn
novelnya “On love” mengatakan “di kedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa
dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat
kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.”
Selanjutnya Yose
mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran
energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta
yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan mencinta memberi
nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita
maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas
terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta,
maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya
sendiri.
Cinta yang berlanjut
menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dan
cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan
daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai
bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Rendra dalam puisinya
“Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta merasuk ke dalam jiwa dua
sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta.
Kemesraan cinta tidak saja
terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata
keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang
bergetar.
Tiap manusia pernah bercinta, hanya saja
tidak setiap manusia dapat melahirkan rasa cinta dalam bentuk seni.

Pemujaan adalah salah satu
manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dan
kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena
Tuhan menciptakan alam semesta. Seperti dalam surat A1-Furqon ayat 59 - 60 yang
menyatakan, “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa
diantara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian Dia bertahta di atas
singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang
soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan
kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang maha pengasih. Tuhan adalah pencipta,
tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala
perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk
menghilangkan ketakutan itu manusia memuja- Nya. Dalam surat Al-Mu‘minum ayat
98 dinyatakan, “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di
dekatku.
Karena itu jelaslah bagi
kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena
Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta
untuk manusia.
Kalau manusia cinta kepada
Tuhan, karena Tuban sungguh maha pengasih lagi maha penyayang. Kecintaan
manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk sholat.
Dalam surat An-Nur ayat 41
antara lain menyatakan, “apakah engkau tidak tahu bahwasanya Allah itu dipuja
oleh segala yang ada di bumi dan di langit...”
Dalam kehidupan manusia
terdapat berbagai macam pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan
situasi. Sholat di rumah, di mesjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja
bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan itu
sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti
manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan
kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala
kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Bila setiap hari sekian
kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan
Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia
kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tak dapat ditawar-tawar lagi.
Alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak mencintai-Nya, meskipun hanya
sekejap.
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian.
Dalam surat Yohanes dijlaskan ada tiga
macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah
cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta amor ataue
eros ialah cinta antara pria dan wanita. Perbedaan antara cinta eros dan amor
ini adalah cinta eros sebagai kodrati sebagai laki-laki dan perempuan,
sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis
normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi
yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara
cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan
untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta kepada
Tuhan. Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta
disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena
penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti yang luas. Mungkin tua,
sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang dideritanya atau sebagainya.
Jadi kata kasihan atau rahmah berarti
bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa
bedanya Rahmah dengan Rahman? Kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya
seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan
dia sebagai teman baik. Jadi pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian
(simpati) terhadap penderitaan orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar
kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam
kesulitan, sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut
memanjakan.
Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka
manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah
perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan
oleh ALLAH SWT.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas
kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas
kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila
orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh ALLAH
SWT.
Dalam esai on
love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuaan tanpa syarat.ituberarti,dalam rasa belas kasihan tidak
terkandung unsure pamrih.Belas kasihan yang kita tumpahkan
benar-benar dari lubuk hati yang ikhlas.Kalau kita memberikan uang pada pengemis
agar mendapatkan pujian,itu berarti tidak ikhlas,berarti ada tujuan tertentu.Halseperti itu banyak terjadi dalam
masyarakat.
Cara-cara
Menumpahkan Belas Kasih
Dalam
kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita
menumpahkan belas kasihan.yang perlu kita kasihani antara lain: Yatim
piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang
benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat,
masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya. Orang –orang itu umumnya
menderita lahir dan batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas
kasihan.
Berbagai macam cara orang memberikan
belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang,
ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan
sebagainya. Sungguh, alangkah baiknya jika kita dapat lebih berempati terhadap
orang yang membutuhkan.
Perbuatan atau menaruh belas kasihan
adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang
ikhlas.
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta
kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu
merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun
terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai
persamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang
saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya
kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis
cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan
yang sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan
uiversal., dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak
dapat dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali
dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi
seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan
yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu
terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan
diri, tetapi sekali-kali ukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan
ketegagan yang menyakitkan. Keinginan seksual degan udah dapat dicampuri oleh
tiap-tiap eprasaan yag mendalam, sedangkan cinta kasih merupakan satu
diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untukbersatu secara
seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu menimbulkan khayalan
penyatuan.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
ekslusivitas yangtidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih
keibuan. Sering kita jumpai seapsang orang-orang yang sedang saling mencintai
tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya. Cinta kasih mereka
sebenarnya merupakan egoism dua orang , mereka adalah dua orang yang saling
menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang
lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keitsertaan dengan semua aspek
kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang mendalam.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar
cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh
mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat/zaman
sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang
yang memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah
keinginan.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa
cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa
cinta kasih erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu,
gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang
tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu,
didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.


Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, elok, molek, dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebagainaya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapanpun dan siapa saja yang dapat menikmati keindahan.

Keindahan,
sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu
yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi
tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan
atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya
tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa
Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum”
yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata
“beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda
Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk
“indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,
hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.”
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam
(waktu) yang sepatutnya.”
Menurut
Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang
formal daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity
of format relation among our sence perceptions). Atau keindahan itu merangsang
timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu
kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan
keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan yang
paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam, batasan
Hebert Read itu terlalu ditentukan dari sisi subyek dan dianggap sebagai
perpaduan unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert Read itu sifatnya terlalu
sensual (jasmaniah), kurang ditinjau dan segi obyek yang diamati yang memiliki
keindahan itu. Keindahan itu tidak hanya merupakan perpaduan dan pengamatan
panca indera semata-mata, tetapi lebih daripada visual melulu, dan dapat
menjadi lebih dalam lagi, apabila merupakan perpaduan pengamatan batiniah yang
dilakukan oleh seseorang. Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada
kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan spiritual.
Berdasarkan
pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang
bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini
dikemukakan beberapa diantaranya adalah:
Menurut Leo Tolstoy (Rusia)
Dalam bahasa Rusia terdapat istilah yang
serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh
atau suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan
mata. Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa
Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo
Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi
yang melihat.
Menurut Alexander Baurngarten (Jerman)
Keindahan itu dipandang sebagai
keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang
bagian-bagian itu erat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan
keselunuhan. (Beauty is on of parts in their manual relations and in their
relations to the whole).
Menurut Sulzer
Yang indah itu hanyalah yang baik. Jika
belum haik, ciptaan itu belum indah. Keindahan hartis dapat memupuk perasaan
moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan
untuk memupuk moral.
Menurut Winchelman
Keindahan itu dapat terlepas sama sekali
daripada kebaikan.
Menurut Shaftesbury (Jerman)
Yang indah itu adalah yang memiliki
proporsi yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka
keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan
yang nyata adalah yang baik.
Menurut Humo (Inggris)
Keindahan adalah sesuatu yang dapat
mendatangkan rasa senang.
Menurut Hemsterhuis (Belanda)
Yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu.
Menurut Emmanuel Kant
Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan
segi arti yang subyektif dan kedua dan segi arti yang obyektif.
Subyektif: Keindahan adalah sesuatu yang
tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi
mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
Obyektif: Keserasian dan suatu obyek terhadap
tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.
Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak
(Beauty as an abstract quality) menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan
bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang
tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita. Keindahan
sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di
mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh
orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan nilai
yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini
adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah
diterima maupun dipahami oleh masyarakat. Contoh keindahan dalam bentuk benda:
Secara alami : Manusia menaruh rasa kagum
atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya seni yang memiliki
nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
Disamping itu terdapat pula perbedaan
menurut luasnya pengertian, yakni:
a. Keindahan dalam arti luas.
Ialah merupakan pengertian semula dari
bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya
menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani
dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang
indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang
disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia
untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.
b. Keindahan dalam arti estetis murni.
Ialah tentang menyangkut pengalaman estetis
dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
(berdasarkan penglihatan, harmoni dalam pendengaran).
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam
pengertiannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas,
mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna,
bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara
benda itu dengan si pengamat.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The
Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and
Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
”The believed Capacity of any object to
saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of
interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu
benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu
berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada
suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya. Nilai itu ada yang membedakan
antara nilai subyektif dan obyektif.
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu. Contoh:
Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
Tari, tarian
Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam
jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Nilai
intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya: pesan puisi yang
ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik.
Nilai
keindahan instrinsik adalah nilai bentuk seni yang dapat diindera dengan mata,
telinga atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang juga disebut nilai struktur
yaitu bagaimana cara menyusun nilai-nilai ekstrinsiknya atau bahannya berupa
rangkaian peristiwa. Semuanya disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk
yang berstruktur dan dinamai nilai instrinsik. Cara menyusun bentuk tadi
melahirkan sebuah cerita. Kumpulan peristiwa yang sama oleh dua orang penulis
mungkin saja disusun berdasarkan urutan atau struktur yang berbeda, sehingga
nilai seninya juga berbeda. Cara menyusun yang berbeda ini menentukan arti
ekstrinsiknya atau isi seni.
Cara kerja
yang demikian itulah yang menyebabkan setiap seniman dapat menciptakan karya
seni yang secara instrinsik berbeda-beda berdasarkan pengolahan ekstrinsiknya.
Inilah pula yang menyebabkan keindahan karya seni bukan melulu keindahan bentuk
atau instrinsiknya, tetapi juga menyangkut nilai ekstrinsiknya misalnya cara
menggambar daun jatuh oleh dua penyair dapat menghasilkan dua keindahan yang
berbeda. Ini disebabkan oleh karena cara instrinsik atau cara melukiskan
jatuhnya daun tadi berbeda berdasarkan visi atau pandangan penyair terhadap
bahannya, yakni jatuhnya daun.
Karya seni
tetap harus mengandung keindahan dalam pengertian menyenangkan inderawi dan
menggembirakan batin seperti pemandangan alam. Hanya saja dalam karya seni
masih ditambah dengan penyampaian makna. Pemandangan tak berkata apa-apa atau
tidak menyampaikan pesan apa-apa, tetapi setiap karya seni selalu menyampaikan
sesuatu. Dan, aspek sesuatu atau bahan atau isi seni tidaklah yang menyebabkan
lahirnya perdebatan mengenai indah atau tidaknya karya seni.
Tetapi,
adakah karya seni yang tidak indah ? misalnya lukisan mayat, sampah, daging
tersayat, kematian, kengerian. Itu hanya objek ekstrinsiknya belaka, sebagai
objek tentu saja kaki berkoreng itu tidak indah, malah menjinjikan atau
menakutkan, mendatangkan teror. Tetapi cara pandang pelukis atau penyair
terhadap kaki berkoreng tadi dapat indah dengan caranya menyusun bentuk
strukturnya. Cara menggambarkan kaki berkoreng tadi menyampaikan suatu makna,
pesan, maksud, pandangan tentang hidup ini sehingga hasil gambarannya tadi
menjadi indah dalam arti menggembirakan batin. Suatu lukisan yang penuh teror,
kekasaran dan kekacauan dapat tampak indah karena teror yang digambarkan tadi
menyampaikan isi atau makna yang menggembirakan aspek intelektual kita,
misalnya.
Jadi setiap
karya seni tentu mengandung keindahan. Dan keindahan tidak selalu harus senada
dengan keindahan pemandangan alam yang halus, halus, menentramkan, indah tidak
harus lembut, halus, teratur, seimbang. Indah juga terwujud dalam bentuk kasar,
keras, kacau dan tak seimbang atau tak harmonis, asal membawakan suatu makna.
Makna ekstrinsik itulah yang menyebabkan sebuah karya seni dikatakan indah,
menyenangkan inderawi dan menggembirakan batin. Bentuk kasar penuh teror yang
kacau tadi terwujud karena tuntutan ungkapan ekstrinsiknya. Tuntutan ini seni
atau bahan seni (yang berhubungan dengan pandangan seniman) itulah yang
melahirkan bentuk yang tidak indah. Jelaslah bahwa keindahan seni berhubungan
dengan unsur ekstrinsik dan instrinsik sekaligus. Keduanya dapat dibedakan
tetapi tak mungkin dipisahkan. Dalam membicarakan unsur ekstrinsik, kita juga
berbicara tentang unsur intrinsiknya dan sebaliknya (Jacob Sumardjo. 2000 ; 155
– 157).
Demikian
banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan
pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan
mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong
Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang
menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam
jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada
zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan
mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada
masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang
menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di
masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari berjuang demi
sesuap nasi-pun merindukan keindahan.

Keindahan
dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan
oleh seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan
suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk
mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini digabungkan dengan bentuk diluar
diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan., sedangkan ekstansi ini
merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan. Karena
drajad kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka
tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang
satu mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni
itu tidak atau kurang inda, karena selera seni berlainan.

Keindahan itu
pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan
itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak
indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu
dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau
kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan
tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai
yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang
merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai contoh ialah karya seni
berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para
pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi
revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak faktor
yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor
manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni terdapat
beberapa teori. Adapun macam-macam teori renungan untuk menciptakan karya seni,
antara lain :
Teori Pengungkapan : Dalil dari teori ini
ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal
ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris;
Teori Metafisik : Merupakan salah satu
teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk
sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman
besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi
praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam,
yakni memahami ide-ide dibaliknya;
Teori Psikologis : Salah satunya ialah
teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan
Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan yang
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya
kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
C. KESERASIAN
Keserasian merupakan
keharmonisan,kesepadanan, keselarasan, kita perlu mengukuhkan semangat untuk
menciptakannya, jadi keserasian kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang.
Teori Objectif dan Teori Subjectif : Teori
Objectif menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai
estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang
bersangkutan.Pendukung teori objectif salah satunya adalah Plato, Hegel. Teori
Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu
tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu
benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry;
Teori Perimbangan : Dalam arti yang
terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka,
keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa
keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya
hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Widyo dan Muchji, Achamad.
(1991). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Univesitas Gunadarma